Jakarta - Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attaqwa Bekasi, Dr. M. Abid Marzuki, M. Ed, berharap semua dosen di lingkungannya, selain harus memiliki sense of crisis (kepekaan) juga harus punya sense of urgency, atau keterdesakan.
Sense of urgency kata Abid Marzuki, para dosen harus terus menerus merasa terdesak dalam meningkatkan kualitas keilmuannya dengan berbagai cara, seperti meningkatkan referensi bacaannya juga secara rutin membuat publikasi-publikasi ilmiah seperti jurnal dls.
"Dosen sebagai pelopor harus memiliki sense of crisis dan sense of urgency demi peningkatan kualitas, " tegas alumnus Pondok Pesantren Gontor Jawa Timur ini saat membuka Workshop Pengolahan Data Statistical Program for Sosial Science (SPSS) untuk para dosen di Kampus Pahlawan Nasional KH Noer Alie Bekasi Sabtu 14 Januari 2022.
Abid menegaskan, dalam 2-3 pekan kedepan, STAI Attaqwa Bekasi segera naik kelas menjadi Institut Agama Islam (IAI) Attaqwa dengan penambahan 4 Prodi baru yaitu Perbankan Syariah, Bisnis Syariah, PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah), Dakwah Digital, dan Program Pasca Sarjana.
Semua perizinan pembukaan program pendidikan (Prodi) baru untuk Instutut Agama Islam Attaqwa, jelas Ketua STAI ini tinggal mengunggu dari Kementerian Agama, karena semua persyaratannya sudah lengkap semua. “Kalau besok SK dari Kementerian Agama turun, maka awal Februari saat pembukaan perkuliahan 2023 STAI statusnya sudah langsung menjadi Institut.
"Itu artinya dosen yang tadinya mengajar hanya di dua Prodi akan bertambah jam mengajarnya, ” tutur doktor bidang pendidikan itu.
Untuk itulah kata Abid Marzuki pihaknya terus meningkatkan kualitas SDM nya dengan menggelar workshop-workshop seperti yang digelar hari ini bekerjasama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selain menggelar kerjasama dengan UIN Jakarta, STAI Attaqwa Bekasi juga terus menjalin kerjasamaa dengan UIN Sunan Gunung Djati Bandung untuk Program Pasca Sarjana.
Abid yakin dengan terus meningkatkan kualitas SDM termasuk para dosen, sekolah tinggi berbasis pesantren yang sejak awal pendiriannya sudah dicanangkan seperti model Universitas Al Azhar Kairo Mesir segera terwujud.
Universitas Al Azhar Mesir merupakan lembaga pendidikan terkemuka dan modern juga memiliki wakaf yang sangat besar hingga mampu membiayai beasiswa kepada mahasiswanya dari berbagai negara.
Seperti diketahui workshop pengolahan data SPSS dipandu M. Hafiz, S.Pd, M.Pd, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelumnya para dosen disegarkan kembali agar tetap mempertahankan pembuatan soal-soal ujian model HOTS guna meraangksang para mahasiswa berafikir kritis dan mampu menalukan analisa dalam setiap persoalan.
Workshop sehari penuh ini diikuti oleh seluruh dosen STAI Attaqwa juga dihadiri sejumlah pimpinan kampus Pahlawan Nasional KH Noer Alie tersebut. (emf)